Selasa, 29 Oktober 2013

TINJAUAN MASALAH IDEALISME DAN PRAGMATISME DI KALANGAN MAHASISWA

Akselerasi teknologi menjadi sebuah isyarat bagi terbukanya pintu gerbang globalisasi dewasa ini. Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan sumbangan bagi semakin dinamisnya perkembangan kehidupan manusia Indonesia, khususnya dalam hal ini adalah mahasiswa. Mahasiswa menjadi elemen yang sangat berpengaruh pada perkembangan di era saat ini, hal tersebut disebabkan ketika seseorang sudah menyandang predikat sebagai mahasiswa maka secara langsung segala konsekuensi atas gelar tersebut disandangnya. Beberapa konsekuensi tersebut diantaranya adalah sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk mampu mengemban amanah sebagai agen perubahan, motor penggerak pembangunan kehidupan bangsa, melakukan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan kualitas atau kompetensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas, serta berbagai hal lainnya.
Beberapa hal yang diungkapkan pada bagian sebelumnya kemudian memunculkan istilah idealisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa. Idealisme menjadi hal cukup baik ketika berkaitan dengan fungsinya sebagai filter bagi setiap budaya non Indonesia yang mulai masuk dan mempengaruhi setiap lini kehidupan. Aspek idealisme memuat standar kualitas yang harus dipenuhi oleh budaya-budaya luar agar mampu diterima dengan baik oleh masyarakat, selain itu sikap-sikap yang memuat idealisme diharapkan diharapkan menjadi nilai serta norma dasar bagi kehidupan mahasiswa sebagai agen perubahan sehingga nantinya akan  mengarah pada pencapaian positif sesuai dengan kebutuhan. Idealisme cenderung menghargai makna sebuah proses, sehingga hasil yang diharapkan pun membutuhkan waktu yang relatif lama.  Istilah yang kemudian disandingkan dengan idealisme adalah pragmatisme, suatu sikap memandang sebuah permasalahan secara sederhana sehingga aspek-aspek perilaku yang muncul cenderung mengarah pada pencapaian tujuan dalam jangka waktu yang relatif singkat dengan memanfaatkan semua elemen yang ada. Hal tersebut nampaknya kurang dapat diidentifikasi dengan baik karena selama ini yang muncul di kalangan mahasiswa atau masyarakat adalah pragmatisme mengarah pada bentuk kemalasan untuk berproses, hidup serba instan dan konsumtif secara berlebihan.
Idealisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa modern pada saat ini dipandang sebagai dua hal yang saling berlawanan atau bertolak belakang, sehingga kemudian memunculkan pembangunan  karakter mahasiswa sebagai agen perubahan yang tidak optimal. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memadukan dua aspek tersebut agar mampu mengarahkan mahasiswa agar memahami makna serta hakikat perubahan positif bagi masyarakat. Pada kesempatan kali ini, penulis mencoba mengemukakan sebuah sistem yang kiranya dapat digunakan untuk memadukan idealisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa.
Mengacu pada penjelasan tentang makna idealisme bagian sebelumnya, secara umum bermakna sebagai nilai dasar sikap yang harusnya dimiliki oleh mahasiswa. Pada aspek tersebut, jelas bahwa idealisme berfungsi untuk menentukan nilai-nilai tujuan dasar kebutuhan masyarakat, standar yang harus dipenuhi oleh setiap implementasi kebijakan, serta berbagai hal lainnya. Idealisme menjadi aspek penting dalam membuat standar pemenuhan sekaligus waktu serta elemen apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai nilai dasar tujuan masyarakat. Setelah proses penentuan nilai dasar tujuan dan elemen lainnya ditentukan, maka fungsi pragmatisme adalah memanfaatkan semua elemen untuk kemudian dipilih alternatif yang terbaik agar pencapaian dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa hal tersebut, jika dapat dilaksanakan secara berkesinambungan maka akan menjadi bentuk kolaborasi idealisme dan pragmatis di kalangan mahasiswa modern untuk mewujudkan kader yang mengemban preditak sebagai agen perubahan. Bagan penjelasan diatas adalah sebagai berikut.
bagan
Berkaitan dengan beberapa penjelasan diatas, organisasi sebagai salah satu elemen masyarakat berfungsi untuk mewujudkan sistem kolaborasi idealisme dan pragmatisme. Lembaga yang menawarkan bantuan kepada mahasiswa secara khusus dapat memberikan beberapa alternatif untuk menentukan hal-hal apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga mengacu pada kebutuhan tersebut, mahasiswa dapat bersikap secara bijaksana pada fenomena yang berkembang di masyarakat. Penulis mengharapkan dengan adanya organisasi baik level intra kampus/ ekstra sebagai motor penggerak, maka lembaga atau elemen lain dapat merujuk serta mengikuti apa yang telah dilakukan. Saatnya mahasiswa menjadi agen perubahan yang sesungguhnya, bangsa Indonesia membutuhkan dukungan setiap unsur untuk mewujudkan tujuan bangsa yang tertuang pada pembukaan UUD 1945. Terima kasih, semoga dapat menjadi bahan untuk diskusi lebih lanjut dalam rangka perubahan masyarakat ke arah positif. Salam Revolusi Membahana Langit Khatulistiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar