Akselerasi teknologi menjadi sebuah
isyarat bagi terbukanya pintu gerbang globalisasi dewasa ini.
Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
sumbangan bagi semakin dinamisnya perkembangan kehidupan manusia
Indonesia, khususnya dalam hal ini adalah mahasiswa. Mahasiswa menjadi
elemen yang sangat berpengaruh pada perkembangan di era saat ini, hal
tersebut disebabkan ketika seseorang sudah menyandang predikat sebagai
mahasiswa maka secara langsung segala konsekuensi atas gelar tersebut
disandangnya. Beberapa konsekuensi tersebut diantaranya adalah sebagai
seorang mahasiswa dituntut untuk mampu mengemban amanah sebagai agen
perubahan, motor penggerak pembangunan kehidupan bangsa, melakukan
berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan kualitas atau
kompetensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas, serta berbagai
hal lainnya.
Beberapa hal yang diungkapkan pada bagian
sebelumnya kemudian memunculkan istilah idealisme dan pragmatisme di
kalangan mahasiswa. Idealisme menjadi hal cukup baik ketika berkaitan
dengan fungsinya sebagai filter bagi setiap budaya non Indonesia yang
mulai masuk dan mempengaruhi setiap lini kehidupan. Aspek idealisme
memuat standar kualitas yang harus dipenuhi oleh budaya-budaya luar agar
mampu diterima dengan baik oleh masyarakat, selain itu sikap-sikap yang
memuat idealisme diharapkan diharapkan menjadi nilai serta norma dasar
bagi kehidupan mahasiswa sebagai agen perubahan sehingga nantinya akan
mengarah pada pencapaian positif sesuai dengan kebutuhan. Idealisme
cenderung menghargai makna sebuah proses, sehingga hasil yang diharapkan
pun membutuhkan waktu yang relatif lama. Istilah yang kemudian
disandingkan dengan idealisme adalah pragmatisme, suatu sikap memandang
sebuah permasalahan secara sederhana sehingga aspek-aspek perilaku yang
muncul cenderung mengarah pada pencapaian tujuan dalam jangka waktu yang
relatif singkat dengan memanfaatkan semua elemen yang ada. Hal tersebut
nampaknya kurang dapat diidentifikasi dengan baik karena selama ini
yang muncul di kalangan mahasiswa atau masyarakat adalah pragmatisme
mengarah pada bentuk kemalasan untuk berproses, hidup serba instan dan
konsumtif secara berlebihan.
Idealisme dan pragmatisme di kalangan
mahasiswa modern pada saat ini dipandang sebagai dua hal yang saling
berlawanan atau bertolak belakang, sehingga kemudian memunculkan
pembangunan karakter mahasiswa sebagai agen perubahan yang tidak
optimal. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memadukan
dua aspek tersebut agar mampu mengarahkan mahasiswa agar memahami makna
serta hakikat perubahan positif bagi masyarakat. Pada kesempatan kali
ini, penulis mencoba mengemukakan sebuah sistem yang kiranya dapat
digunakan untuk memadukan idealisme dan pragmatisme di kalangan
mahasiswa.
Mengacu pada penjelasan tentang makna
idealisme bagian sebelumnya, secara umum bermakna sebagai nilai dasar
sikap yang harusnya dimiliki oleh mahasiswa. Pada aspek tersebut, jelas
bahwa idealisme berfungsi untuk menentukan nilai-nilai tujuan dasar
kebutuhan masyarakat, standar yang harus dipenuhi oleh setiap
implementasi kebijakan, serta berbagai hal lainnya. Idealisme menjadi
aspek penting dalam membuat standar pemenuhan sekaligus waktu serta
elemen apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai nilai dasar tujuan
masyarakat. Setelah proses penentuan nilai dasar tujuan dan elemen
lainnya ditentukan, maka fungsi pragmatisme adalah memanfaatkan semua
elemen untuk kemudian dipilih alternatif yang terbaik agar pencapaian
dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa hal
tersebut, jika dapat dilaksanakan secara berkesinambungan maka akan
menjadi bentuk kolaborasi idealisme dan pragmatis di kalangan mahasiswa
modern untuk mewujudkan kader yang mengemban preditak sebagai agen
perubahan. Bagan penjelasan diatas adalah sebagai berikut.
Berkaitan dengan beberapa penjelasan
diatas, organisasi sebagai salah satu elemen masyarakat berfungsi untuk
mewujudkan sistem kolaborasi idealisme dan pragmatisme. Lembaga yang
menawarkan bantuan kepada mahasiswa secara khusus dapat memberikan
beberapa alternatif untuk menentukan hal-hal apa saja yang sebenarnya
dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga mengacu pada kebutuhan tersebut,
mahasiswa dapat bersikap secara bijaksana pada fenomena yang berkembang
di masyarakat. Penulis mengharapkan dengan adanya organisasi baik level
intra kampus/ ekstra sebagai motor penggerak, maka lembaga atau elemen
lain dapat merujuk serta mengikuti apa yang telah dilakukan. Saatnya
mahasiswa menjadi agen perubahan yang sesungguhnya, bangsa Indonesia
membutuhkan dukungan setiap unsur untuk mewujudkan tujuan bangsa yang
tertuang pada pembukaan UUD 1945. Terima kasih, semoga dapat menjadi
bahan untuk diskusi lebih lanjut dalam rangka perubahan masyarakat ke
arah positif. Salam Revolusi Membahana Langit Khatulistiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar